Perintah dari Allah subhanahu wa ta’ala yang pertama kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah membaca. Seperti yang terjelaskan dalam Qur’an Surat al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ.
Artinya: “ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajarkan (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di ketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq : 1-5)
Perintah yang Allah turunkan ialah sangat penting, karena inti dari belajar ialah membaca. Seperti yang telah dijelaskan oleh ayat di atas. Membaca ialah proses yang terlebih dahulu di lalui dalam pembelajaran. Tidak akan terjadi aktivitas pembelajaran sebelum membaca. Belajar ialah salah satu ibadah. Karena, “Menuntut ilmu itu wajib bagi Muslim dan Muslimah.” (HR. Muslim)
Belajar memiliki adab-adabnya tersendiri. Tidak semua aktivitas membaca di katakan sebagai menuntut ilmu. Al-Qur’an dipermulaan mengaitkan perintah membaca dengan bismi robbik ( atas nama Tuhanmu). Yang berrarti, adab belajar bagi pelajar untuk meniatkaan dengan ikhlas dan semata-mata mengharapkan ridha Allah subhanahu wa ta’ala, agar ilmu yang diperoleh bermanfaat kepada orang lain dan memberikan keberkahan.
Imam Syafi’I pernah bercerita kepada gurunya, Waqi’ mengenai hafalannya yang buruk. Sang guru menasihati agar ia meninggalkan segala maksiat. Kemudian sang guru mengatakan, ilmu itu cahata dan cahaya Allah itu tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat. Maka dengan kata lain, bila ingin memperoleh ilmu yang bermanfaat ialah harus dengan meninggalkan maksiat.
Selain dengan meluruskan niat dan menjauhi maksiat, para penuntut ilmu juga harus berperilaku baik, tajin, tekun, rendah hati dan selalu mengamalkan ilmu yang di milikinya.
Seperti pepatah mengatakan. “ Ilmu yang tidak di amalkan itu bagaikan pohon yang tidak berbuah”. (pepatah arab)
Ilmu bukan hanya di baca dan di hafal dalam pikiran namun juga di amalkan, agar bermanfaat dan tidak mudah di lupa. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang bertambah ilmunya, tetapi tidak bertambah petunjuknya (amalnya tidak semakin baik), maka ia hanya akan semakin jauh dari Allah.” (HR. Ad-Darimi).
Lalu, Imam Syafi’I, bersyair : “Engkau tidak akan memperoleh ilmu kecuali terpenuhinya enam hal, yaitu: kecerdasan, kesungguhan, kesabaran, bekal yang cukup, bimbingan guru dan waktu yang lama.”
Orang-orang yang menuntut ilmu, Allah berikan ganjaran pahala yang luas baginya. Dan keutamaan-keutamaan menuntut ilmu lainnya yakni:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anh, dia berkata :
“Siapa saja yang mengadakan perjalanan untuk usaha menuntut ilmu, maka Allah akan menganugerahkan baginya jalan ke surge.” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu a’laihi wa sallam bersabda:
“ilmu itu laksana sebuah gedung, sedangkan kunci pembukanya adalah bertanya. Sesungguhnya ada pahala bagi empat golongan manusia, yaitu orang yang bertanya, orang yang menjawab, orang yang mendengar dan orang yang suka dengan kondisi mereka bertiga.” (HR. Abu Nu’aim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Seseorang yang mempelajari satu bab dari suatu olmu masih jauh lebih baik nilainya daripada dunia dan isinya.” (HR. Ibnu Hibban)
Dari syaikh Muhammad bin Sholih Al’itsaimin rahimahullah berkata,
“Menuntut ilmu adalah bagian dari jihad di jalan Allah karena agama ini bisa terjaga dengan dua hal yaitu dengan ilmu dan berperang (berjihad) dengan senjata.”
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“…Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan yang di beri pengetahuan beberapa derajat…” (QS. Al – Mujadalah : 11)
Dari Abu Hurairah rhadiyallahu ‘anh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“ Jika seorang manusia mati maka terputuslah darinya amalnya kecuali dari tiga hal: dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim no: 1631)
Orang yang berilmu adalah orang-orang yang takut kepada Allah. Allah Ta’ala mengkhususkan mereka di antara manusia dengan rasa takut tersebut. Allah berfirman:
“…Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama.” (QS. Fathiir : 28)
Lalu, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anh berkata, “Cukuplah rasa takut kepada Allah itu di sebut sebagai ilmu. Dan cukuplah tertipu dengan tidak mengingat Allah disebut sebagai suatu kebodohan.” (HR. ath-Thabrani dalam al-Kabir no. 8927 dan Ibnu ‘Abdil Barr dalam Jaami’ II/812, no. 1514). Ditambahkan oleh Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Pokok ilmu adalah rasa takut kepada Allah.” Apabila seseorang bertambah ilmunya maka bertambah pula rasa takutnya kepada Allah.
Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang berlangsung dalam suatu kelurga yang dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan tanggung jawabnya dalam mendidik anak dan keluarga. Pendidikan Keluarga adalah usaha sadar yang dilakukan orang tua, karena mereka pada umumnya merasa terpanggil secara... Selengkapnya
Abdurrahman bin Qasim, seorang pelayan dari Imam Malik bin Anas, menuturkan kesaksiannya selama menjadi pelayan Imam malik selama 20 tahuhn. Abdurrahman berkata, “Tidak kurang dua puluh tahun aku menjadi pelayan Imam Malik. Selama dua puluh tahun tersebut aku perhatikan beliau... Selengkapnya
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kepada manusia macam amanah dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Diantara amanah dan tanggung jawab yang besar ialah peran orang tua, guru, ataupun pengasuh yang lain untuk memberikan pendidikan yang baik dan benar... Selengkapnya
Kami dengan senang hati membantu Anda. Jangan ragu untuk menghubungi kami. Klik Chat di bawah ini.
customer Service
Apriliani
Belum ada Komentar untuk Adab-Adab Dalam Belajar Menurut Islam