Ada beberapa dalil yang menunjukkan adanya keutamaan pada sepuluh hari dibulan Dzulhijjah, yakni diantaranya.
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ. يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
Artinya : “Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari (yaitu 10 hari pertama dibulan Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad dijalan Allah?” Nabi Muhammad SAW menjawab: “Tidak pula jihad dijalan Allah, keculai orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. muttafaqun Alaih)
Dan dari hadist diatas disebutkan keutamaan pada bulan Dzulhijjah. Lalu, dalam Firman Allah yang menunjukkan keutamaan hari-hari dibulan Dzulhijjah yakni,
وَلَيَالٍ عَشْرٍ
Artinya: “Dan demi malam yang sepuluh.” (QS. Al – Fajr : 2)
Para ulama memiliki beda pendapat dalam menafsirkan arti dari “malam yang sepuluh” yaitu:
Namun, Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan bahwa tafsiran yang menyebutkan 10 hari Dzulhijjah itulah yang lebih tepat. Dan pendapat ini dipilih oleh para pakar tafsir dari salaf dan selain mereka dan juga menjadi pendapat Ibnu Abbas (Latgo-if Al Ma’arif, Ibnu Rahab Al-Hambali hal. 469 dari Al-Maktab Al Islamiy, cetakan pertama tahun 1428 H)
Adapun keutamaan pada sepuluh hari pertama dibulan Dzulhijjah ialah berlaku untuk amalan apapun dan tidak terbatas. Yakni seperti shalat, tilawah Al-Qur’an, bersedekah dan lain sebagainya. Namun, amalan yang danjurkan ialah berpuasa. Karena dibulan Dzulhijjah ada hari yang sangat agung yaitu hari Arafah.
Pada hari tersebut disunnahkan bagi yang tidak sedang melaksanakan haji untuk mengerjakan puasa sunnah. Puasa Arafah yang dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah dapat menggugurkan dosa-dosa selama dua tahun yang dimana lebih afdhal dari pahala puasa Asyura(10 Muharram). Dari Hunaidah bin Kholid, dari isterinya, beberapa isteri Nabi SAW mengatakan,
عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ
Artinya: “Rasulullah SAW biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, pada hari Asyura(10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya.” (HR. Abu Daud : 2437)
Namun ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa Aisyah tidak pernah melihat Nabi Muhammad SAW berpuasa sama sekali. Dari Aisyah radhiyallahuanha,bahwa:
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَائِمًا فِى الْعَشْرِ قَطُّ
Artinya: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam berpuasa pada sepuluh hari bulan Dzulhijjah sama sekali.” (HR. Muslim : 1176)
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan bahwa Nabi Saaw meninggalkan puasa ketika itu, padahal Nabi SAW suka mengerjakannya, dikarenakan khawatir umatnya mengganggap puasa tersebut wajib. (Fathul Bari, 3/390, Mawqi’ Al Islam).
Dan diantara para sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal dzulhijjah adalah Ibnu Umar. Beberapa ulama seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah menyebutkan keutamaan puasa pada hari-hari tersebut yang menjadi pendapat mayoritas para ulama.
Selain keutamaan yang disebutkan diatas, terdapat keutamaan lainnya, yakni dihari Arafah merupakan waktu mustajabnya doa. Dijelaskan dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi SAW bersabda,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
Artinya: “Sebaik-baiknya doa adalah doa pada hari Arafah.”
Yang dimaksudkan ialah, waktu ini yang tepat untuk memanjatkan doa pada Allah SWT. Karena doa pada hari Arafah adalah doa yang mustajab dilakukan karena waktunya yang tepat dan utama. Maka kaum muslimin dianjurkan memanfaatkan waktu tersebut dengan sebaik-baiknya.
Dan keutamaan lainnya ialah bagi yang tidak berhaji dianjurkannya untuk melaksanakan puasa Arafah yang dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijjah dengan keutamaannya sebagai penghapus dosa dimasa lalu dan tahun yang akan datang. Hal ini berdasarkan dari Abu Qotadah bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam bersabda yang artinya,
“Puasa Arafah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim :1162)
Keutamaan Puasa Arafah ialah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Apakah yangdimaksud dengan diampuni dosanya? Segala dosa yang telah kita perbuat dari dosa besar hingga kecil? Atau salah satu dari kedua nya? Yang dimaksudkan dengan disini ialah dosa-dosa kecil atau diringankannya dosa besar atau ditinggikan derajatnya.
Begitu pula berdasarkan hadits diatas, itu menunjukkan bahwa Puasa Arafah lebih utama dari pada Puasa Asyuro, dikarenakan Puasa Asyuro berasal dari Nabi Musa as sedangkan Puasa Arafah berasal dari Nabi kita Muhammad Shallallahu’alaihi wassalam.
Allah SWT sudah menyiapkan umatnya segala macam makanan dan minuman yang dapat dikonsumsi oleh segala makhlukNya dimuka bumi ini. Banyak sekali makanan yang dapat kita santap namun harus sesuai dengan syariat islam tentunya, ialah makanan dan minuman halal. Di zaman... Selengkapnya
Coba pikirkan seandainya ada orang yang yang dating ketempat kita silaturahmi, kemudian langsung meminta uang dengan cara yang tidak baik dan sopan..dia tidak mengucap salam, tidak memanggil nama kita dengan santun, dan tidak punya tata karama dalam berinteraksi. Apa persaan... Selengkapnya
Qurban berasal dari bahasa Arab yakni “Qurban” yang artinya dekat (قربان). Kurban dalam islam juga disebut dengan Al-Udhhiyah dan Adh-dhahiyyah yang artinya binatang sembelihan, seperti unta, sapi atau kerbau, dan kambing yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan hari-hari... Selengkapnya
Kami dengan senang hati membantu Anda. Jangan ragu untuk menghubungi kami. Klik Chat di bawah ini.
customer Service
Apriliani
Belum ada Komentar untuk Apa Keutamaan Sepuluh Hari Dibulan Dzulhijjah?